Kamis, 12 November 2015

KEPEMIMPINAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN


KEPEMIMPINAN DALAM KONSEP PENGAMBILAN KEPUTUSAN

A.    Definisi Pengambilan Keputusan
Pada dasarnya pengambilan keputusan adalah merupakan tahap-tahap yang harus digunakan untuk membuat keputusan. Pengambilan keputusan merupakan pusat dari kegiatan organisasi Bahkan Perron dalam Salusu (1996:45), menyatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan kunci kepemimpinan,sedangkan Gore (1959), menyebut sebagai inti kepemimpinan,Moore (1966),menyebut sebagai jantung admnistratif. Sedangkan yang dimaksud dengan pengambilan keputusan menurut Siagian (2004:39), adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi.Pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan tentang hakikat alternative yang dihadapi,pengumpulan fakta dan data yang relevan dengan masalah yang dihadapi,analisis masalah dengan menggunakan fakta dan data,mencari alternativ pemecahan,menganalisis setiap alternative sehingga ditemukan alternative yang paling rasional,dan penilaian dari hasil yang dicapai sebagai keputusan yang diambil.
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan diatas,dapat disimpulkan bahwa pengmbilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternativ terbaik dari beberapa alternative secara sistematis untuk ditindaklanjuti(digunakan)sebagai suatu cara pemecahan masalah. Jadi pengambilan keputusan rasional adalah membuat beberapa pilihan-pilihan yang konsisten dan memaksimalkan nilai dalam batasan-batasan tertentu. Teori pengambilan keputusan adalah teori-teori atau teknik-teknik atau pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam suatu proses pengambilan keputusan.Seorang pemimpin birokrasi yang ideal adalah pemimpin yang dapat menggunakan teori-teori pengambilan keputusan yang tepat dengan situasi yang tepat karena keputusan pemimpin birokrasi berpengaruh terhadap pengikutnya yang pada  gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yangdiberikan masyarakat.

B.     Definisi Keputusan
Pada dasarnya keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.Keputusan harus dapat menjawab perrtanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang menyimpang dari rencana semula.Jadi keputusan berarti pilihan,yaitu pilihan dari dua atau lebih kemungkinan altternatif. Menurut Robbins (2006:180) keputusan adalah pilihan yang dibuat dari dua atau lebih alternative.Stoner(1996),menyatakan bahwa keputusan adalah pemilihan diantara alternative-alternatif. Dari pengertian-pengertiam keputusan diatas,dapat disimpulkan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum lah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternative dari beberapa alternative.Jadi dapat dikatakan pengambilan keputusan dilakukan karena adanya masalah,dan keputusan merupakan finalisasi dari pemilihan alternative.

C.     Jenis – Jenis Pengambilan Keputusan
Berdasarka criteria yang menyertainya, pengambilan keputusan dapat diklasifikasi atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan programnya, pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a.      Pengambilan keputusan terprogram yaitu pengambilan keputusan yang bersifat rutinitas, berulang-ulang dan cara menanganinya telah ditentukan. Pengambilannya keputusan terprogram ini digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terstruktur yang melalui hal-hal sebagai berikut. Yaitu (a) Prosedur, yaitu serangkaian langkah yang berhubungan dan berurutan yang harus diikuti oleh pengambilan keputusan, (b) Aturan, yaitu ketentuan yang mengatur apa yang harus dan apa yang tidak harus dilakukan oleh pengambil keputusan. (c) Kebijakan, yaitu pedoman yang menentukan parameter untuk membuat keputusan.
b.      Pengambilan keputusan tidak terprogram, yaitu pengambilan keputusan yang tidak rutinitas dan sifat unik shingga memerlukan pemecahan masalah yang khusus. Pengambilan keputusan tidak terprogram ini untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Contoh strategi mempromosikan untuk produk baru.
2. Berdasarkan Lingkungannnya, keputusan dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut :
a)      pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu pengambilan keputusan berlangsung hal-hal sebagai berikut : (a) alternative yang harus dipilh hanya memiliki satu konsekuensi/jawaban/hasil. Ini berarti hasil keputusan dari setiap alternative tindakan tersebut ditentukan dengan pasti, (b) keputusan yang akan diambil didukung oleh informasi/data yang lengkap, sehingga dapat diramalkan secara akurat atau eksak dari setiap tindakan yang dilakukan, (c) dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang. (d) teknik pemecahannya antara lain model antrian.
b)      pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko, yaitu pengambilan keputusan dimana berlangsung hal-hal sebagai berikut: (a) alternative yang harus di pilih mengandung lebih dari satu kemungkinan hasil, (b) pengambil keputusan memiliki lebih dari satu alternative tindakan, (c) diasumsikan bahwa pengambil keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil, (d) resiko dapat terjadi karena pengambilan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti,walaupun diketahui nilai probabilitynya, (e) pada kondisi ini, keadaan lingkungan dalam keadaan tidak pasti. (f) teknik pemecahannya adalah menggunakan metode probability.
c)      Pengambilan keputusan dalam keadaan yang tidak pasti, yaitu pengambilan keputusan dimana, (a) tidak diketahui sama sekali jumlah kondisi yang mungkin terjadi, (b) pengambilan keputusan tidak dapat menentukan probability terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar. (c) yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil dari suatu tindakan, tetapi tidak dapat diprediksi berapa besar probability setiap hasil tersebut, (d) pengambil keputusan tidak mempunyai pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut, (e) hal yang akan diputuskan biasanya relative belum pernah terjadi sebelumnya, (f) teknik pemecahannya adalah menggunakan beberapa metode yaitu antara lain metode maximin atau  metode minimax.
d)     Pengambil keputusan dalam kondisi konflik, yaitu pengambilan keputusan dimana; (a) kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan,(b) pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambilan keputusan lainnya yang rasional, tanggap dan bertujuan untuk memenangkan persaingan tersebut, (c) pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan, (d) teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan. Jadi dalam teori pengambilan keputusan atau pendekatan-pendekatan dapat digunakan oleh para pemimpin birokrasi dalam suatu proses pemilihan alternative sebagai pemecahan masalah.

D.    Definisi Model
Model pengambilan keputusan adalah merupakan patron yang mengandung unsure yang bersifat menyederhanakan yang dapat dicontoh. Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisaan situasi atau system yang kompleks. Dengan model system yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman.
Model dalam pengambilan keputusan mempunyai tujuan penting karena dengan model dapat:
1. Diketahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan diberikan solusi.
2.  Diketahui kejelasan mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu.
3. Dirumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antara variabel.hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk statistic.
4. Diketahui pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

E.     Jenis-Jenis Model Pengambilan Keputusan
1)      Model kuantitatif, yaitu serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematisyang pasti.Model ini dapat berupa persamaan atau analisis lainnya,atau merupakan instruksi bagi computer yang berupa program-program. Ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi dan kesimpulan berupa konsekwensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau insting menangani proses dunia praktik atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.
2)      Model kuantitatif, yaitu didasarkan pada asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jka dibandingkan model kuantitatif dan cirri-ciri lainnya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.
3)      Model probabilitas, yaitu model kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa untuk dapat dijadikan kerangka acuan dalam pengambilan keputusan. Model ini bertujuan untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkan dimasa mendatang,misalnya agar nantinya dapat menanggulangi terhadap kesulitan-kesulitan dalam masa resesi untuk dapat mmeningkatkan pendapatan masyarakat dan lain sebagainya.
4)      Model nilai harapan, yaitu dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti akan menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang.Nilai yang diharapkan(nilai harapan) dari setiap peristiwa yang terjadi merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisional. Sedangkan nilai kondisionalnya adalah nilai dimana terjadinya peristiwa yang diharapkan masih diragukan.
5)      Model matriks, yaitu merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan. Model ini terdiri atas 2 yaitu baris dan lajur. Baris bentuknya mendatar, sedangkan lajur bentuknya menegak.
6)      Model kurva tak acuh(indiferen), yaitu model pengambilan keputusan yang selalu berkaitan dengan nilai uang. Banyak keputusan yang harus dibuat tanpa menyangkut masalah segi keuangan.Kurva acuh adalah merupakan kurva berbentuk garis dimana setiap titik yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama. Misalnya penggunaan barang Adan B meskipun kombinasi jumlah masing-masing berbeda,namun apabila semuanya itu berada pada titik kurva indifiren, maka dapat dikatakan kepuasannya sama.
7)      Model verbal, yaitu model pengambilan keputusan berdasarkan analogi yang lebih bersifat kualitatif. 
8)      Model permainan operasional, yaitu yaitu model permainan peranan (war game), karena manusia dapat berperan sebagai apa saja dalam satu model, misalnya dapat berperan sebagai perancang, pemakai, tetapi dalam model operasional ini manusia dianggap sebagai elemen atau unsure. Manusia dijadikan objek yang harus mengambil keputusan.
9)      Model pohon, yaitu merupakan suatu model diagram yang cukup sederhana dan menunjukkan suatu proses merinci masalah-masalah yang di hadapinya ke dalam komponen-komponen, kemudian dibuatkan alternative-alternatif pemecahan beserta konsekuensinya masing-masing.

Referensi :
Sulaksana, P Siagian Sondang, 1999,Teori dan Praktek kepemimpinan, Rineka cipta, Jakarta