Validitas sebuah argumen dapat dibuktikan dengan contoh yang mirip dengan contoh 1. perhatikan contoh argumen berikut:
Contoh 2:
1. Semua mahasiswa pasti pandai
2. Badu seorang mahasiswa
3. Dengan demikian, Badu pandai
Secara nalar, kebanyakkan orang akan menilai bahwa argumen
di atas mempunyai validitas yang kuat. Akan tetapi, saat validitas tersebut
ingin dibuktikan dengan logika proposisional, ternyata tidak bisa diselesaikan.
Pembuktiannya dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur logika proposisional
dengan menentukan terlebih dahulu proposisi-proposisinya :
A = Semua mahasiswa pasti pandai
B = Badu seorang mahasiswa
C = Badu pasti pandai
Selanjutnya akan menjadi seperti berikut :
A
B
_____
:. C
Dalam ekspresi logika : (A ˄ B)=>C
Dalam bentuk ekspresi logika diatas, tidak ada hukum-hukum
logika proposisional yang dapat digunakan untuk membuktikan validitas
argumen tersebut karena tidak ada yang mampu menghubungkan antara ketiga
proposisi yang digunakan diatas. Atau tidak mungkin suatu kesimpulan yang berbeda dapat
dihasilkan dari premis-premis yang berbeda. Dengan kata lain, tidak
mungkin suatu kesimpulan berupa C dapat dihasilkan dari premis A dan premis B.
Jika argumen diatas masih ingin dibuktikan dengan logika
proposisional, maka kalimatnya harus diperbaiki. Misal seperti berikut:
Contoh 3:
1. Jika Badu
seorang mahasiswa, maka ia pasti pandai
2. Badu seorang
mahasiswa
3. Dengan demikian,
ia pasti pandai
Jika diubah dalam bentuk ekspresi logika :
1. B=>C
premis 1
2. B
premis 2
3. C
kesimpulan
Atau dapat juga ditulis : [(B=>C) ˄
B] => C
2. LOGIKA DAN SET ORDER PERTAMA
Logika Predikat Order
Pertama disebut juga kalkulus predikat, merupakan logika yang digunakan untuk
merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan
proposisi. Logika
predikat dapat memberikan representasi fakat-fakta sebagai suatu pernyataan
yang mapan (well form).
Logika orde pertama
adalah sistem resmi yang digunakan
dalam matematika , filsafat ,linguistik , dan ilmu komputer . Hal ini juga dikenal
sebagai orde pertama predikat kalkulus, semakin rendah kalkulus
predikat, teori kuantifikasi, dan logika predikat. Logika orde pertama
dibedakan dari logika proposisional oleh
penggunaan variabel terukur .
Kata sifat “orde
pertama” membedakan orde pertama logika darilogika tingkat tinggi di mana ada
predikat yang memiliki predikat atau fungsi sebagai argumen, atau di mana salah
satu atau kedua bilangan predikat atau fungsi bilangan diizinkan. Dalam first
teori order, predikat sering dikaitkan dengan set. Dalam ditafsirkan
tingkat tinggi teori, predikat dapat ditafsirkan sebagai set set.
Syarat-syarat symbol
dalam logika predikat :
- himpunan huruf,
baik huruf kecil maupun huruf besar dalam abjad.
- Himpunan digit
(angka) 0,1,2,…9
- Garis bawah “_”
- Symbol-simbol
dalam logika predikat dimulai dengan sebuah huruf dan diikuti oleh
sembarang rangkaian karakter-karakter yang diijinkan.
- Symbol-simbol
logika predikat dapat merepresentasikan variable, konstanta, fungsi atau
predikat
Logika Predikat Order Pertama terdiri dari :
Konstanta: objek atau sifat dari semesta
pembicaraan. Penulisannya diawali dengan huruf kecil, seperti :
pohon, tinggi. Konstanta true(benar)
dan false(salah) adalah symbol kebenaran (truth symbol).
Variable : digunakan untuk merancang kelas
objek atau sifat-sifat secara umum dalam semesta pembicaraan. Penulisannya
diawali dengan huruf besar, seperti :
Bill, Kate.
Fungsi : pemetaan (mapping) dari satu atau
lebih elemen dalam suatu himpunan yang disebut domainfungsi
ke dalam sebuah elemen unik pada himpunan lain yang disebut rangefungsi.
Penulisannya dimulai dengan huruf kecil. Suatu
ekspresi fungsi merupakan symbol fungsi yang diikuti argument.
Argument adalah elemen-elemen dari fungsi,
ditulis diapit tanda kurung dan dipisahkan dengan tanda koma.
Predikat: menamai hubungan antara nol atau
lebih objek dalam semesta pembicaraan. Penulisannya dimulai dengan huruf
kecil, seperti
: equals, sama dengan, likes, near.
Contoh kalimat dasar
:
teman(george,allen)
teman(ayah_dari(david),ayah_dari(andrew))
dimana:
argument :
ayah_dari(david) adalah george
argument :
ayah_dari(andrew) adalah allen
predikat : teman
3. QUANTIFIER UNIVERSAL
Dalam logika predikat , quantifieri universal merupakan jenis quantifier , sebuah konstanta logis yang ditafsirkan sebagai “diberi” atau “untuk semua”. Ini mengungkapkan bahwa fungsi proposisi dapat dipenuhi oleh setiapanggota dari domain wacana. Dalam istilah lain, itu adalah predikasi dariproperti atau hubungan dengan setiap anggota domain. Ini menegaskanbahwa predikat dalam lingkup dari quantifier universal benar dari setiap nilai dari variabel predikat .
Contoh 1 :
(∀x) (x + x = 2x)
“untuk setiap x (dimana x adalah suatu bilangan), kalimat x + x = 2x adalah
benar.”
Contoh 2 :
(∀x)
(p) (Jika x adalah seekor kucing -> x adalah binatang).
Kebalikan kalimat
“bukan kucing adalah binatang” ditulis :
(∀x)
(p) (Jika x adalah seekor kucing -> ~x adalah binatang)
dan dibaca :
– “setiap kucing
adalah bukan binatang”
“semua kucing adalah
bukan binantang”
4. QUANTIFIER EXISTENSIAL
Dalam logika predikat ,
suatu quantifier eksistensial adalah jenis quantifier , sebuah konstanta logis yang ditafsirkan sebagai “ada ada,” “ada
setidaknya satu,” atau “untuk beberapa.” Ini mengungkapkan bahwa fungsi proposisi dapat dipenuhi oleh setidaknya satu anggota dari domain wacana . Dalam istilah lain,
itu adalah predikasi dari properti atau hubungan dengan setidaknya satu
anggota dari domain. Ini menegaskan bahwa predikat dalamlingkup dari quantifier eksistensial
adalah benar dari setidaknya satu nilai darivariabel predikat .
Hal ini biasanya
dilambangkan dengan E berubah (∃) operator logika simbol, yang bila digunakan bersama-sama
dengan variabel predikat, disebut quantifier eksistensial (“∃x”
atau “∃ (x)”) Kuantifikasi eksistensial.
Contoh 1 :
(∃x)
(x . x = 1)
Dibaca : “terdapat x
yang bila dikalikan dengan dirinya sendiri hasilnya sama dengan 1.”
Contoh 2 :
(∃x)
(gajah(x) ∧ nama(Clyde))
Dibaca : “beberapa gajah bernama Clyde”.
5. RESOLUSI LOGIKA
PREDIKAT
Resolusi pada logika predikat pada dasarnya sama dengan resolusi pada logika
proposisi, hanya saja ditambah dengan unufikasi. Pada logika predikat, prosedur
untuk membuktikan pernyataan P dengan beberapa pernyataan F yang telah
diketahui, dengan menggunakan resolusi, dapat dilakukan melalui algoritma
sebagai berikut:
1. Konversikan semua proposisi F ke bentuk klausa.
2. Negasikan P, dan konversikan hasil negasi tersebut ke bentuk klausa. Tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada pada langkah 1.
3. Kerjakan hingga terjadi kontradiksi atau proses tidak mengalami kemajuan:
a. Seleksi 2 klausa sebagai klausa parent.
b. Bandingkan (resolve) secara bersama-sama. Klausa hasil resolve tersebut dinamakan resolvent. Jika ada pasangan literal T1 dan T2 sedemikian hingga keduanya dapat dilakukan unifikasi, maka salah satu T1 atau T2 tidak muncul lagi dalam resolvent. T1 dan T2 disebut sebagai complementary literal. Jika ada lebih dari 1 complementary literal, maka hanya sepasang yang dapat meninggalkan resolvent.
c. Jika resolvent berupa klausa kosong, maka ditemukan kontradiksi. Jika tidak, tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada.
Contoh :
Misalkan terdapat pernyataan-pernyataan sebagai berikut :
1. Andi adalah seorang mahasiswa.
2. Andi masuk Jurusan Elektro.
3. Setiap mahasiswa elektro pasti mahasiswa teknik.
4. Kalkulus adalah matakuliah yang sulit.
5. Setiap mahasiswa teknik pasti akan suka kalkulus atau akan membencinya.
6. Setiap mahasiswa pasti akan suka terhadap suatu matakuliah.
7. Mahasiswa yang tidak pernah hadir pada kuliah matakuliah sulit, maka mereka pasti tidak suka terhadap matakuliah tersebut.
8. Andi tidak pernah hadir kuliah matakuliah kalkulus.
Kedelapan pernyataan di atas dapat dibawa ke bentuk logika predikat, dengan menggunakan operator-operator logika predikat, sebagai berikut :
9. mahasiswa(Andi).
10. Elektro(Andi).
11. ∀x:Elektro(x)→Teknik(x).
12. sulit(Kalkulus).
13. ∀x:Teknik(x) → suka(x,Kalkulus) ∨ benci(x,Kalkulus).
14. ∀x:∃y:suka(x,y).
15. ∀x:∀y:mahasiswa(x)∧sulit(y) ∧ ¬hadir(x,y)→ ¬suka(x,y).
16. ¬hadir(Andi,Kalkulus).
Kita dapat membawa pernyataan-pernyataan yang ada menjadi bentuk klausa (CNF) sebagai berikut:
1. mahasiswa(Andi).
2. Elektro(Andi).
3. ¬Elektro(x1) ∨ Teknik(x1).
4. sulit(Kalkulus).
5. ¬Teknik(x2) ∨ suka(x2,Kalkulus) ∨ benci(x2,Kalkulus).
6. suka(x3,fl(x3)).
7. ¬mahasiswa(x4) ∨ ¬sulit(y1) ∨ hadir(x4,y1) ∨ ¬suka(x4,y1).
8. ¬hadir(Andi,Kalkulus).
1. Konversikan semua proposisi F ke bentuk klausa.
2. Negasikan P, dan konversikan hasil negasi tersebut ke bentuk klausa. Tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada pada langkah 1.
3. Kerjakan hingga terjadi kontradiksi atau proses tidak mengalami kemajuan:
a. Seleksi 2 klausa sebagai klausa parent.
b. Bandingkan (resolve) secara bersama-sama. Klausa hasil resolve tersebut dinamakan resolvent. Jika ada pasangan literal T1 dan T2 sedemikian hingga keduanya dapat dilakukan unifikasi, maka salah satu T1 atau T2 tidak muncul lagi dalam resolvent. T1 dan T2 disebut sebagai complementary literal. Jika ada lebih dari 1 complementary literal, maka hanya sepasang yang dapat meninggalkan resolvent.
c. Jika resolvent berupa klausa kosong, maka ditemukan kontradiksi. Jika tidak, tambahkan ke himpunan klausa yang telah ada.
Contoh :
Misalkan terdapat pernyataan-pernyataan sebagai berikut :
1. Andi adalah seorang mahasiswa.
2. Andi masuk Jurusan Elektro.
3. Setiap mahasiswa elektro pasti mahasiswa teknik.
4. Kalkulus adalah matakuliah yang sulit.
5. Setiap mahasiswa teknik pasti akan suka kalkulus atau akan membencinya.
6. Setiap mahasiswa pasti akan suka terhadap suatu matakuliah.
7. Mahasiswa yang tidak pernah hadir pada kuliah matakuliah sulit, maka mereka pasti tidak suka terhadap matakuliah tersebut.
8. Andi tidak pernah hadir kuliah matakuliah kalkulus.
Kedelapan pernyataan di atas dapat dibawa ke bentuk logika predikat, dengan menggunakan operator-operator logika predikat, sebagai berikut :
9. mahasiswa(Andi).
10. Elektro(Andi).
11. ∀x:Elektro(x)→Teknik(x).
12. sulit(Kalkulus).
13. ∀x:Teknik(x) → suka(x,Kalkulus) ∨ benci(x,Kalkulus).
14. ∀x:∃y:suka(x,y).
15. ∀x:∀y:mahasiswa(x)∧sulit(y) ∧ ¬hadir(x,y)→ ¬suka(x,y).
16. ¬hadir(Andi,Kalkulus).
Kita dapat membawa pernyataan-pernyataan yang ada menjadi bentuk klausa (CNF) sebagai berikut:
1. mahasiswa(Andi).
2. Elektro(Andi).
3. ¬Elektro(x1) ∨ Teknik(x1).
4. sulit(Kalkulus).
5. ¬Teknik(x2) ∨ suka(x2,Kalkulus) ∨ benci(x2,Kalkulus).
6. suka(x3,fl(x3)).
7. ¬mahasiswa(x4) ∨ ¬sulit(y1) ∨ hadir(x4,y1) ∨ ¬suka(x4,y1).
8. ¬hadir(Andi,Kalkulus).
https://ismailakbar12.wordpress.com/2015/06/25/makalah-artifical-intellegent-representasi-pengetahuan/
http://sandimcs.blogspot.co.id/2014/05/logika-predikat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar