1. Mengubah
inferensi order pertama menjadi inferensi proposisi
First Order
Predicate Logic)
Representasi 4 kategori silogisme menggunakan logika predikat
Kaidah Universal Instatiation merupakan state dasar, dimana suatu
individual dapat digantikan (disubsitusi) ke dalam sifat universal.
Contoh :
Misal, f merupakan fungsi proposisi :
(“x) f(x)
\ f(a)
merupakan bentuk yang valid, dimana a
menunjukkan spesifik individual, sedangkan x adalah suatu variabel yang berada
dalam jangkauan semua individu (universal)
Contoh lain : (“x) H(x)
\ H(Socrates)
Berikut ini adalah contoh pembuktian formal silogisme:
All men are mortal
Socrates is a man
Therefore, Socrates is mortal
Misal : H = man, M = mortal, s =
Socrates
1. (“x) (H (x) ð M(x))
2. H(s) / \ M(s)
3. H(s) ð M(s) 1 Universal
Instatiation
4. M(s) 2,3 Modus
Ponens
2. UNIFIKASI
Unifikasi adalah usaha
untuk mencoba membuat dua ekspresi menjadi identik (mempersatukan keduanya)
dengan mencari substitusi-substitusi tertentu untuk mengikuti peubah-peubah
dalam ekspresi mereka tersebut. Unifikasi merupakan suatu prosedur sistematik
untuk memperoleh peubah-peubah instan dalam wffs. Ketika nilai kebenaran
predikat adalah sebuah fungsi dari nilai-nilai yang diasumsikan dengan argumen
mereka, keinstanan terkontrol dari nilai-nilai selanjutnya yang menyediakan
cara memvalidasi nilai-nilai kebenaran pernyataan yang berisi predikat.
Unifikasi merupakan dasar atas kebanyakan strategi inferensi dalam Kecerdasan
Buatan. Sedangkan dasar dari unifikasi adalah substitusi.
Suatu substitusi (substitution) adalah suatu himpunan penetapan
istilah-istilah kepada peubah, tanpa ada peubah yang ditetapkan lebih dari satu
istilah. Sebagai pengetahuan jantung dari eksekusi Prolog, adalah mekanisme unifikasi.
Aturan-aturan unifikasi :
1.
Dua atom (konstanta atau peubah) adalah
identik.
2.
Dua daftar identik,
atau ekspresi dikonversi ke dalam satu buah daftar.
3.
Sebuah konstanta dan
satu peubah terikat dipersatukan, sehingga peubah menjadi terikat kepada konstanta.
4.
Sebuah peubah tak
terikat dipersatukan dengan sebuah peubah terikat.
5.
Sebuah peubah terikat
dipersatukan dengan sebuah konstanta jika pengikatan pada peubah terikat dengan
konstanta tidak ada konflik.
6.
Dua peubah tidak
terikat disatukan. Jika peubah yang satu lainnya menjadi terikat dalam
upa-urutan langkah unifikasi, yang lainnya juga menjadi terikat ke atom yang
sama (peubah atau konstanta).
7.
Dua peubah terikat
disatukan jika keduanya terikat (mungkin melalui pengikatan tengah) ke atom
yang sama (peubah atau konstanta).
3. Generalized Modus Ponens (GMP)
Dalam logika Boolean, dengan aturan
`` JIKA X adalah A THEN Y adalah B '',
proposisi X adalah A harus diamati untuk mempertimbangkan
proposisi Yadalah B.
Dalam logika
fuzzy, proposisi `` X adalah A' '', Dekat dengan premis
`` X adalah A '' dapat diamati untuk memberikan kesimpulan
`` Y adalah B' '' Dekat dengan kesimpulan `` Y adalah B
'' .
Sebuah inferensi fuzzy
sederhana dapat direpresentasikan sebagai:
Aturan
|
: JIKA
|
X adalah A THEN
|
Y adalah B
|
|
Fakta
|
:
|
X adalah A'
|
||
Kesimpulan
|
:
|
Y adalah B'
|
Untuk menyimpulkan
seperti inferensi fuzzy kita menggunakan mekanisme yang disebut umum modus
ponens. Di sini, kita menggunakan salah satu berdasarkan implikasi
fuzzy Brouwer-Gödel diungkapkan oleh:
Catatan: Asumsikan
-> operator implikasi Brouwer-Gödel dan o operator kombinasi,
rumus dapat dinyatakan dengan B' = A'o(A-->B) yang kita gunakan
sekarang untuk menyederhanakan notasi.
4.
Rangkaian Forward dan Backward
Forward chaining merupakan
metode pencarian yang memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta,
dari fakta-fakta tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi
solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Backward Chaining merupakan
metode pencarian yang arahnya kebalikan dari Forward Chaining. Proses
pencarian dimulai dari tujuan, yaitu kesimpulan yang menjadi solusi dari
permasalahan yang dihadapi.
Contoh 1 :
Diketahui sistem pakar dengan aturan-aturan sebagai berikut
:
R1 : IF suku bunga
turun THEN harga obligasi naik
R2 : IF suku bunga
naik THEN harga obligasi turun
R3 : IF suku bunga
tidak berubah THEN harga obligasi tidak berubah
R4 : IF dolar naik
THEN suku bunga turun
R5 : IF dolar turun
THEN suku bunga naik
R6 : IF harga
obligasi turun THEN beli obligasi
Apabila diketahui bahwa dolar turun, maka untuk memutuskan
apakah akan membeli obligasi atau tidak dapat ditunjukkan sebagai berikut:
·
Penyelesaian dengan Forward Chaining
·
Penyelesaian dengan
Backward Chaining
Tidak ada komentar:
Posting Komentar