Senin, 02 Januari 2017

INFERENSI DALAM LOGIKA ORDER PERTAMA

1.  Mengubah inferensi order pertama menjadi inferensi proposisi
          First Order Predicate Logic)
Representasi 4 kategori silogisme menggunakan logika predikat

Kaidah Universal Instatiation merupakan state dasar, dimana suatu individual dapat digantikan (disubsitusi) ke dalam sifat universal.
Contoh :
Misal, f merupakan fungsi proposisi :
(“x) f(x)
\ f(a)
merupakan bentuk yang valid, dimana a menunjukkan spesifik individual, sedangkan x adalah suatu variabel yang berada dalam jangkauan semua individu (universal)
Contoh lain :  (“x) H(x)
\ H(Socrates)
Berikut ini adalah contoh pembuktian formal silogisme:
All men are mortal
Socrates is a man
Therefore, Socrates is mortal
Misal : H = man,  M = mortal,  s = Socrates

1.    (“x) (H (x) ð M(x))
2.    H(s)     /  \ M(s)
3.    H(s) ð M(s)    1 Universal Instatiation
4.    M(s)     2,3 Modus Ponens
2. UNIFIKASI
          Unifikasi adalah usaha untuk mencoba membuat dua ekspresi menjadi identik (mempersatukan keduanya) dengan mencari substitusi-substitusi tertentu untuk mengikuti peubah-peubah dalam ekspresi mereka tersebut. Unifikasi merupakan suatu prosedur sistematik untuk memperoleh peubah-peubah instan dalam wffs. Ketika nilai kebenaran predikat adalah sebuah fungsi dari nilai-nilai yang diasumsikan dengan argumen mereka, keinstanan terkontrol dari nilai-nilai selanjutnya yang menyediakan cara memvalidasi nilai-nilai kebenaran pernyataan yang berisi predikat. Unifikasi merupakan dasar atas kebanyakan strategi inferensi dalam Kecerdasan Buatan. Sedangkan dasar dari unifikasi adalah substitusi.

Suatu substitusi (substitution) adalah suatu himpunan penetapan istilah-istilah kepada peubah, tanpa ada peubah yang ditetapkan lebih dari satu istilah. Sebagai pengetahuan jantung dari eksekusi Prolog, adalah mekanisme unifikasi.

Aturan-aturan unifikasi :
1.                Dua atom (konstanta atau peubah) adalah identik.
2.                Dua daftar identik, atau ekspresi dikonversi ke dalam satu buah daftar.
3.                Sebuah konstanta dan satu peubah terikat dipersatukan, sehingga peubah menjadi terikat kepada konstanta.
4.                Sebuah peubah tak terikat dipersatukan dengan sebuah peubah terikat.
5.                Sebuah peubah terikat dipersatukan dengan sebuah konstanta jika pengikatan pada peubah terikat dengan konstanta tidak ada konflik.
6.                Dua peubah tidak terikat disatukan. Jika peubah yang satu lainnya menjadi terikat dalam upa-urutan langkah unifikasi, yang lainnya juga menjadi terikat ke atom yang sama (peubah atau konstanta).
7.                Dua peubah terikat disatukan jika keduanya terikat (mungkin melalui pengikatan tengah) ke atom yang sama (peubah atau konstanta).
3. Generalized Modus Ponens (GMP)
          Dalam logika Boolean, dengan aturan `` JIKA X adalah A THEN Y adalah B '', proposisi X adalah A harus diamati untuk mempertimbangkan proposisi Yadalah B.
Dalam logika fuzzy, proposisi `` X adalah A' '', Dekat dengan premis `` X adalah A '' dapat diamati untuk memberikan kesimpulan `` Y adalah B' '' Dekat dengan kesimpulan `` Y adalah B '' .
Sebuah inferensi fuzzy sederhana dapat direpresentasikan sebagai:
Aturan
: JIKA
X adalah A THEN
Y adalah B
Fakta
:
X adalah A'
Kesimpulan
:
Y adalah B'
Untuk menyimpulkan seperti inferensi fuzzy kita menggunakan mekanisme yang disebut umum modus ponens. Di sini, kita menggunakan salah satu berdasarkan implikasi fuzzy Brouwer-Gödel diungkapkan oleh:

Catatan: Asumsikan -> operator implikasi Brouwer-Gödel dan o operator kombinasi, rumus dapat dinyatakan dengan B' = A'o(A-->B) yang kita gunakan sekarang untuk menyederhanakan notasi.
4. Rangkaian Forward dan Backward
          Forward chaining merupakan metode pencarian yang memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta, dari fakta-fakta tersebut  dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Backward Chaining merupakan metode pencarian yang arahnya kebalikan dari Forward Chaining. Proses pencarian dimulai dari tujuan, yaitu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi.
Contoh 1 :
Diketahui sistem pakar dengan aturan-aturan sebagai berikut :
R1       : IF suku bunga turun THEN harga obligasi naik
R2       : IF suku bunga naik THEN harga obligasi turun
R3       : IF suku bunga tidak berubah THEN harga obligasi tidak berubah
R4       : IF dolar naik THEN suku bunga turun
R5       : IF dolar turun THEN suku bunga naik
R6       : IF harga obligasi turun THEN beli obligasi

Apabila diketahui bahwa dolar turun, maka untuk memutuskan apakah akan membeli obligasi atau tidak dapat ditunjukkan sebagai berikut:
·                     Penyelesaian dengan Forward Chaining


·                     Penyelesaian dengan Backward Chaining








Tidak ada komentar:

Posting Komentar