5 BANK TERTUA DI INDONESIA
1.
Bank OCBC
Bank OCBC NISP
Tbk (dahulu Bank NISP Tbk) (NISP) didirikan tanggal 04 April 1941 dengan nama NV.
Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank dan memulai kegiatan usaha
komersialnya pada tahun 1941. Kantor pusat NISP terletak di OCBC NISP Tower,
Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 (Casablanca), Jakarta 12940 – Indonesia. Saat ini,
Bank OCBC NISP memiliki 46 kantor cabang, 249 kantor cabang pembantu, 22 kantor
kas, 10 kantor cabang syariah dan 12 payment point.
Pada awal pendiriannya, NISP
beroperasi sebagai bank tabungan kemudian tanggal 20 Juli 1967 NISP memperoleh izin
untuk beroperasi sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Lalu tanggal 08 September 2009 NISP memperoleh ijin unit usaha syariah
Berdasarkan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia, NISP mulai melakukan
kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah pada tanggal 12 Oktober 2009.
Pemegang saham yang memiliki 5%
atau lebih saham Bank OCBC NISP Tbk adalah OCBC Overseas Investments Pte. Ltd.,
dengan persentase kepemilikan sebesar 85,08%. OCBC Overseas Investments Pte.
Ltd. merupakan anak perusahaan dari Oversea-Chinese Banking Corporation Limited
(OCBC Bank), yang berkedudukan di singapura.
2. Bank
QNB Indonesia
Bank QNB Indonesia Tbk (dahulu
Bank QNB Kesawan Tbk) (BKSW) didirikan 01 April 1913 dengan nama
N.V Chungwha Shangyeh Maatschappij (The Chinese Trading Company Limited).
Kantor pusat BKSW berlokasi di QNB Tower, 18 Parc SCBD, Jl. Jend. Sudirman
Kavling 52-53, Jakarta. Bank QNB mempunyai 1 kantor pusat non-operasional, 15
kantor cabang, dan 34 kantor cabang pembantu di seluruh Indonesia.
Bank QNB Indonesia beberapa kali
melakukan perubahan nama, antara lain:
1.
N.V Chungwha Shangyeh Maatschappij,
2.
Bank Kesawan Tbk,
3.
Bank QNB Kesawan Tbk, per 21 Oktober 2011
4.
Bank QNB Indonesia Tbk, per 07 Nopember 2014
Pemegang saham yang memiliki 5%
atau lebih saham Bank QNB Indonesia Tbk, yaitu: Qatar National Bank Q.P.S.C (Qatari
Public Shareholding Company) (pengendali) (82,59%) dan PT Bosowa Kapital
(8,35%). Qatar National Bank SAQ merupakan bagian dari Qatar National Bank
Group.
Bank QNB memperoleh izin usaha
sebagai bank umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 28
Oktober 1958. Pada tanggal 22 Februari 1996, Bank QNB izin sebagai bank devisa
dari Bank Indonesia. Kemudian tanggal 16 Agustus 1996, memperoleh izin sebagai
bank Persepsi Kas Negara dari Menteri Keuangan Republik Indonesia.
3.
Bank Woori Saudara
Bank Woori Saudara sebelumnya
dikenal sebagai Bank Himpunan Saudara 1906 adalah lembaga keuangan yang
berbasis di Indonesia. Bank ini menawarkan produk dan jasa yang terdiri dari
produk pendanaan, yang termasuk tabungan, tabungan berjangka, tabungan pensiun,
tabungan karyawan, deposito berjangka, produk pinjaman, yang meliputi pinjaman
karyawan, pinjaman pensiun, pinjaman pekerja, kredit perumahan, mikro dan
pinjaman bisnis pasar menengah, program linkage, jaminan obligasi, dan trade
finance, dan produk perbankan lainnya, yang termasuk bancassurance, dan
perbankan pribadi perbankan internasional, yang menawarkan remittance dan cash
asing melalui bank koresponden dan uang operator, keuangan dan jasa
perdagangan, dan jasa kustodian yang terdiri dari menjaga aman, penanganan transaksi,
layanan perbankan korporasi, dan administrasi dana seperti bank kustodian reksa
dana.
Pada saat akuisisi pada tahun 1993, Bank Woori
Saudara adalah pertukaran-lisensi bank umum menengah dengan aset mendekati US $
2 juta. Dengan fokus bisnis di konsumen, usaha kecil-menengah dan perbankan
korporasi, Bank Woori Saudara telah berkembang asetnya sekitar US $ 500 juta
pada tahun 2011, dengan 107 kantor cabang yang melayani kota-kota besar di
seluruh Jawa, Bali, dan Sumatera Selatan (Palembang).
Kemajuan saat menyebabkan kemajuan lain bank untuk
publik menawarkan sahamnya melalui Bursa Efek Jakarta pada bulan Desember 2006.
Bank juga memperoleh izin dari Badan Pengawas Pasar Modal Indonesia (Bapepam)
untuk beroperasi sebagai Bank Kustodian.
Pada tahun 2011 Bank Woori Saudara menerbitkan
obligasi pertama Bank dengan tingkat bunga tetap dengan jumlah pokok maksimum
sekitar Rp 250 miliar. Karena sukses Obligasi pertama, pada tahun 2012 Bank
Woori Saudara menerbitkan Obligasi Rp 300 miliar dengan tingkat bunga tetap,
dan berhasil menyerap oleh pasar modal. Meski begitu, bank secara konsisten
peringkat di antara top di perbankan Indonesia, yang mencerminkan dedikasi
Medco Group untuk manajemen yang profesional dalam menegakkan prinsip-prinsip
praktek terbaik di industri keuangan.
Sebagai upaya untuk mencapai visi menjadi Bank dari
kategori BUKU 2, Bank Saudara memulai kemitraan strategis dengan Woori Bank
Korea dan Bank Woori Indonesia. Kemitraan strategis ini diwujudkan dalam
penandatanganan skema akuisisi pada 15 Maret 2013; skema akuisisi telah
disetujui oleh pemegang saham Bank dalam Rapat Luar Biasa Bank (RUPSLB) pada 27
Juli 2012 lalu ditegaskan kembali dalam RUPSLB pada tanggal 2 April 2013 dan
disetujui oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) pada tanggal 30 Desember 2013.
Selanjutnya, Keuangan layanan Authority (OJK) dan Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia secara resmi menyetujui merger dari Woori Bank Indonesia (BWI) ke Bank
Saudara pada tanggal
30 Desember 2014. pada 26 Februari 2015 bank merger mengumumkan nama baru dan
logo dari "Bank Woori Saudara . "
4.
Bank Tabungan Negara
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih
saham Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk adalah Negara Republik Indonesia, dengan
persentase kepemilikan sebesar 60,03%.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan Bank BTN adalah menjalankan kegiatan umum perbankan, termasuk
melakukan kegiatan Bank berdasarkan prinsip syariah. Bank BTN mulai melakukan
kegiatan berdasarkan prinsip syariah sejak 14 Februari 2005.
Pada tanggal 08 Desember 2009, BBTN
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham BBTN (IPO) Seri B kepada masyarakat sebanyak 2.360.057.000 dengan
nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp800,- per saham.
Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17
Desember 2009.
5.
Bank Rakyat
Indonesia
BRI adalah salah satu bank
besar miliki pemerintah pusat Republik Indonesia yang bergerak dibidang jasa
keuangan. BRI bisa dibilang bank tertua karena sudah berdiri sebelum Indonesia
merdeka, tepatnya pada tahun 1895. Sebelum berganti nama menjadi BRI, dulunya
bank ini bernama "De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden". Itulah nama bank BRI yang berdiri pada masa penjajahan
Hindia Belanda di Indonesia, oleh sebab itu namanya menggunakan bahasa Belanda.
Bila diartikan dalam bahasa Indonesia, artinya "Bank Bantuan dan Simpanan
Milik Kaum Priyayi Purwokerto".
Sejarah berdirinya Bank
Rakyat Indonesia (BRI) tidak lepas dari peran salah satu tokoh bernama Raden
Bei Aria Wiraatmadja. Ia merupakan pria asli kelahiran Banyumas yang mengabdi
kepada pemerintahan Belanda di Karesidenan Banyumas. Pria kelahiran bulan
Agustus 1831 ini sangat dipercaya oleh Belanda sehingga karirnya di
pemerintahan terbilang cukup melejit. Pada tahun 1902 ia sudah menyandang gelar
Arya di Karesidenan Banyumas.
Singkat cerita, ia merupakan pendiri Bank BRI pada waktu itu. Bank BRI didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 (masih dalam masa penjajahan Belanda). Pada awal berdiri, nama bank ini bukan lah Bank Rakyat Indonesia BRI (sekarang), nama yang digunakan masih menggunakan bahasa Belanda yakni De Poerwokertosche Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Hoofden (Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto).
Singkat cerita, ia merupakan pendiri Bank BRI pada waktu itu. Bank BRI didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 (masih dalam masa penjajahan Belanda). Pada awal berdiri, nama bank ini bukan lah Bank Rakyat Indonesia BRI (sekarang), nama yang digunakan masih menggunakan bahasa Belanda yakni De Poerwokertosche Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Hoofden (Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto).